Jaga Tradisi Ramadan, Pesantren Al-Hamidiyah Gelar Ngaji Pasanan Kitab Kimiyaus Sa’adah

Pesantren Al-Hamidiyah Depok menggelar ngaji pasanan Kitab Kimiyaus Sa’adah karya Imam Al-Ghazali. Ini merupakan kali ketiga ngaji pasanan di bulan ramadan pasca corona. Sejumlah kitab telah dikhatamkan seperti kitab Ayyuhal Walad dan Al-Adab fid Din, semuanya karya Al-Ghazali.

Ngaji pasanan dibuka oleh Kepala Pengasuh Pesantren Al-Hamidiyah Prof. Dr. KH. Oman Fathurahman, M. Hum di Masjid Jami’ Al-Hamidiyah dengan melibatkan seluruh santri putra dan putri serta dewan guru Pesantren (6/3/25) Kamis setelah Ashar.

Metode ngaji pasanan sebagaimana umumnya di Pesantren, Kiai Oman membacakan Kitab Kimiyaus Sa’adah, menerjemahkan kata perkata dan memberikan penjelasan dengan gamblang disertai contoh-contoh harian dalam kehidupan santri, hal ini agar santri dapat memahaminya dengan baik.

“Kitab Kimiyaus Sa’adah mencerminkan bahwa pengarang Imam Al-Ghazali merupakan ulama yang luar biasa. Kata-kata Muqadimah yang indah hanya dapat difahami oleh mereka yang ahli gramatika bahasa. Dengan susunan kata-kata yang indah dan berirama,” jelas Kiai Pakar Manuskrip Islam Nusantara.

Tambahnya, jika santri menggunakan Muqadimah kitab ini saat berpidato atau muhadlarah maka akan memukau banyak orang.

“Imam Al-Ghazali yang dilahirkan di Thus, Khurasan yang saat ini Iran. Menggunakan bahasa yang puitis, dan penuh makna,” ungkapnya.

Kiai Oman menjelaskan Kimiyaus Sa’adah sebagai proses untuk meraih kebahagiaan dunia dan akhirat.

“Kitab ini merupakan bekal kita untuk meraih kebahagiaan, dengan proses pengenalan terhadap Allah Ta’ala, bermakrifat menjadi modal mendekatkan diri kepada sumber kebahagiaan bagi mereka bermujahadah (berusaha) menjalankan perintah Allah dan Rasulullah SAW,” ungkapnya.

Karenanya, Imam Al-Ghazali menyatakan bahwa meramu kebahagiaan abadi harus ditempuh melalui mujahadah, yaitu upaya untuk membersihkan hati dari segala kotoran.

Baca juga  Meriah, Peringatan Tasyakuran HSN PCNU Kota Depok 2024

Pewarta: Abdul Mun’im Hasan
Editor: Ahmad Munir

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *