Depok, 14 Februari 2025 – Tradisi Ruwahan merupakan bagian integral dari praktik keagamaan dan budaya Islam Nusantara yang memiliki makna mendalam dalam memperkokoh dimensi spiritual umat Islam serta meneguhkan keterhubungan antara generasi yang masih hidup dengan para leluhur. Dalam rangka menjaga serta melestarikan warisan religius ini, Pondok Pesantren Nidaul Haq Cilodong, Depok, menyelenggarakan “Ruwahan Akbar” dengan tema Memperkuat Relasi Spiritual dengan Hadiah Amaliah Kepada Para Leluhur. Kegiatan ini berlangsung dengan penuh kekhidmatan dan dihadiri oleh ratusan jamaah dari berbagai daerah, mencerminkan komitmen kolektif masyarakat dalam menjaga serta mengaktualisasikan nilai-nilai keislaman yang diwariskan oleh generasi pendahulu.
Acara ini dilaksanakan pada Jumat, 14 Februari 2025, bertepatan dengan 15 Sya’ban 1446 H, sebuah tanggal yang memiliki kedudukan istimewa dalam kalender Islam. Momentum ini diyakini sebagai malam yang penuh keberkahan, di mana umat Islam dianjurkan untuk meningkatkan intensitas ibadah, memperbanyak doa, serta melakukan refleksi spiritual. Tradisi Ruwahan yang diselenggarakan di pesantren ini merupakan bentuk penghormatan terhadap para leluhur melalui doa bersama, pembacaan tahlil, serta lantunan shalawat, yang semuanya bertujuan untuk mempererat hubungan spiritual antara generasi yang masih hidup dengan mereka yang telah berpulang. Dalam acara ini, tercatat lebih dari 1.200 nama arwah yang didoakan secara kolektif sebagai wujud penghormatan dan kepedulian spiritual terhadap para pendahulu.
Para jamaah secara khusyuk mengikuti pembacaan Al-Qur’an hingga khatam, yang kemudian dilanjutkan dengan dzikir kubro sebagai ekspresi penghambaan kepada Allah SWT serta permohonan keberkahan bagi para leluhur. Puncak acara ini, yaitu Cilodong Bershalawat, menjadi bagian esensial dalam memperkuat atmosfer spiritual. Hadroh Nidaul Haq yang berkolaborasi dengan Gus Herman (Imam Harian RSUP Fatmawati), Gus Sabiq, dan Gus Ikhwanuddin (Munsyid Utama Ahbabul Musthofa Kebumen) menghadirkan lantunan shalawat yang menggema, menciptakan suasana yang penuh kekhidmatan dan membangkitkan kesadaran keagamaan serta kecintaan terhadap Rasulullah SAW.
Dalam sesi tausiyah, KH. Lukman Nursalim menegaskan bahwa praktik Ruwahan merupakan manifestasi penghormatan terhadap leluhur melalui doa dan pembacaan ayat-ayat suci Al-Qur’an. Tradisi ini tidak hanya mengandung nilai spiritual tetapi juga mencerminkan kolektivitas dan gotong royong dalam Islam. Menurutnya, Ruwahan merepresentasikan implementasi konsep birrul walidain, yakni berbakti kepada orang tua dan leluhur yang telah wafat. Islam mengajarkan bahwa hubungan antara yang hidup dan yang telah berpulang tidak terputus, melainkan dapat terus terjalin melalui doa dan amal kebaikan yang dipersembahkan bagi mereka.
Sementara itu, Gus Muhammad Urfi Amrillah menyoroti peran strategis Ruwahan dalam menjaga kesinambungan nilai-nilai budaya Islam di tengah dinamika modernisasi yang sering kali berisiko mengikis akar tradisi. Dari perspektif sosial, Ruwahan berperan dalam memperkuat jaringan silaturahmi serta membangun ukhuwah Islamiyah. Selain itu, beliau menekankan bahwa Ruwahan juga memiliki dimensi edukatif, khususnya dalam membentuk kesadaran sejarah dan penghormatan terhadap para pendahulu. Tradisi ini dapat menjadi instrumen pendidikan karakter bagi generasi muda agar lebih memahami perkembangan Islam serta kontribusi para leluhur dalam menyebarkan ajaran agama.
Dalam perspektif lain, Gus Herman (Imam Harian RSUP Fatmawati) menegaskan bahwa pelaksanaan tradisi ini dengan niat yang tulus tidak hanya mempererat hubungan dengan leluhur, tetapi juga memperkuat spiritualitas dan ketakwaan kepada Allah SWT. Menurutnya, pelestarian tradisi Ruwahan merupakan wujud nyata dalam menjaga nilai-nilai Islam di Indonesia. Keberlanjutan tradisi ini akan semakin memperkokoh identitas keislaman masyarakat serta menjadi bagian dari strategi membangun keseimbangan antara kehidupan duniawi dan ukhrawi.
Sebagai bagian dari rangkaian kegiatan ini, Pondok Pesantren Nidaul Haq Cilodong juga memperkenalkan Nidaul Haq Corporation, sebuah unit usaha mandiri yang dikelola oleh pesantren. Inisiatif ini merupakan implementasi dari visi pesantren dalam mewujudkan kemandirian ekonomi serta mendukung kesinambungan berbagai program pendidikan dan sosial di lingkungan pesantren. Dengan adanya usaha mandiri ini, pesantren tidak hanya berperan sebagai lembaga pendidikan dan dakwah, tetapi juga sebagai institusi yang berkontribusi dalam pemberdayaan ekonomi umat.
Ruwahan Akbar telah menjadi bagian dari agenda tahunan yang dilaksanakan secara konsisten sejak tahun 2021 dan selalu diselenggarakan setiap tanggal 15 Sya’ban. Konsistensi ini menunjukkan bahwa tradisi tersebut memiliki landasan yang kuat dalam masyarakat serta menjadi bagian dari praktik keagamaan yang berkelanjutan. Sebagai pelopor tradisi Ruwahan Akbar di Kota Depok, Jawa Barat, Pondok Pesantren Nidaul Haq Cilodong berperan dalam menjaga kontinuitas kegiatan ini dan sebagai salah satu bentuk kearifan lokal berbasis Islam yang dapat menjadi referensi bagi pesantren lain dalam membangun identitas keagamaan berbasis tradisi. Keberlanjutan Ruwahan Akbar tidak hanya berfungsi sebagai media ibadah, tetapi juga sebagai bagian dari kajian sosial-budaya Islam yang memperkuat identitas keagamaan masyarakat serta memperkokoh hubungan spiritual antargenerasi.
Acara Ruwahan Akbar ditutup dengan doa bersama, yang menjadi momen refleksi mendalam bagi para jamaah dalam meningkatkan kesadaran akan pentingnya hubungan spiritual dengan generasi terdahulu, serta menjadi sarana introspeksi diri bagi setiap individu dalam meningkatkan kualitas keimanan dan ketakwaan. Momentum ini menjadi simbol persatuan dalam doa dan harapan akan keberkahan bagi seluruh umat Islam.
Dengan terselenggaranya kegiatan ini, diharapkan nilai-nilai keislaman yang terkandung dalam tradisi Ruwahan dapat terus diwariskan dan diamalkan oleh generasi mendatang. Tradisi ini bukan hanya bagian dari warisan budaya Islam di Nusantara, tetapi juga menjadi instrumen dalam memperkokoh spiritualitas umat Islam dalam menghadapi kompleksitas kehidupan modern. Pondok Pesantren Nidaul Haq Cilodong berkomitmen untuk terus menjaga dan mengembangkan tradisi ini sebagai bagian dari upaya pelestarian nilai-nilai Islam di Indonesia.