Perkembangan persepakbolaan Indonesia memang cukup dinamis dalam satu dekade ini.
Mulai dari persoalan organisasi PSSI hingga soal polemik naturalisasi pemain yang terjadi baru-baru ini. Serunya dinamika itu ternyata menyita perhatian seorang tokoh Intelektual muda NU, Achmad Solechan juga.
Menurutnya semua upaya untuk mendukung kebangkitan kembali dan pemajuan persepakbolaan Indonesia perlu di apresiasi, sebagai bentuk tahapan menuju persepakbolaan Indonesia yang mendunia.
”Saya mendukung penuh setiap usaha pemajuan kebangkitan dan kemajuan persepakbolaan Indonesia,” ungkap pria yang akrab disapa Alech.
Selain itu Alech yang merupakan dosen dari Universitas Indonesia itu mengatakan bahwa kehadiran diaspora dapat memotivasi pemain kelahiran Indonesia untuk bisa bersaing sehingga mampu mengeluarkan kemampuan maksimal mereka.
”Tentunya ini akan membuat Timnas Indonesia bisa mendunia. Apalagi, targetnya kali ini tidak main-main, yakni Olimpiade dan Piala Dunia, kita sudah lihat bagaimana pemain keturunan punya impact pesat bagi kemajuan sepak bola tanah air,” ujarnya.
PSSI yang kini dikomandoi oleh Erick Thorir sendiri sedang melaksanakan program percepatan prestasi sepak bola Indonesia. Hal ini bisa dilihat dari ranking FIFA Timnas Indonesia yang berada di peringkat 129. Hasil ini didapat dari kelolosan Timnas Indonesia untuk berjuang di kualifikasi Piala Dunia 2026 hingga babak ketiga. Sebelumnya anak asuh Shin Tae Yong untuk pertama kalinya lolos ke Piala Asia pada tahun 2023 lalu setelah 18 tahun lamanya absen dan mampu lolos ke babak 16 besar untuk pertama kalinya.
Hal ini membuat Alech pun terkesan. Menurutnya, kesuksesan Witan Sulaeman dkk tak lepas dari program pembinaan yang sejalan dengan program naturalisasi. Bahkan pria yang bertempat tinggal di Depok itu mengatakan bahwa banyak orang yang lupa prestasi timnas usia muda yang memenangkan banyak gelar dalam empat tahun terakhir.
“Di Piala AFF U-19 2024 lalu kan juara. Ngalahin Thailand. Terus juga juara di AFF U-18 pada tahun 2018 dan 2022 serta Piala AFF U-22 di tahun 2019. Jangan lupa juga kita dapat emas di SEA Games 2023 di Kamboja. Ini bukti bahwa pemain usia muda hasil binaan PSSI juga punya efek bagi perkembangan timnas senior di masa depan,” katanya.
Meski demikian, Alech mengatakan bahwa PSSI tidak bisa bekerja sendiri. Sebagai kader NU, ia pun mendukung kegiatan Liga Santri Nusantara yang pernah digulirkan. Bahkan ia masih ingat ada pemain timnas yang lahir dari kompetisi yang mempertemukan pesantren seluruh Indonesia.
“Rafli Mursalim pernah main di timnas, itu juga salah satu sumbangsih NU bagi prestasi timnas Indonesia, tutupnya