Dua puluh dua siswa SMP Negeri 2 Depok memperdalam pengetahuan Islam di Pesantren Al Falak, Pagentongan, Bogor, Selasa (25/2). Mereka menjadi santri dalam sehari dengan mempelajari beberapa pengetahuan Islam seperti sholat, puasa, dan zakat. Kunjungan ini diterima oleh Kiai muda Achmad Ubaidillah Albantany yang merupakan keturunan kelima dari pendiri pesantren Al Falak, KH Tubagus Muhammad Falak atau yang dikenal juga dengan nama Abah Falak Pagentongan.
Kedua puluh dua siswa SMP Negeri 2 Depok ini adalah: Khanza Shahira, Nayyara Azkiya Sonika, Kameko Theona Aurelia, Kumiko Theona Aurelia, Althafunnisa Nayyara Giantari, Azmaera Puteri Anindita, Baiza Musthafa, Abhinaya Risdyandra Bangun, Indonesiana A.W., Adelia Ghina Hanna N., Nesya Tri Rahma, Khanaya Kireinahikari Reksa, Gendis Kira Mazaya, Rasti, Salma Nadifa Azmi, Queentania Sanny P., Razkiana Salsabilla, Fauziah Aida Utami, Mutiara Syakila Rinjani, Assyifa Dwi Rizky, Haiqkhal Juan Fergerina, dan Aura Nova.
Aktivitas dimulai pukul 09.00 saat para siswa tiba di Pondok Pesantren Al-Falak Pagentongan, Kota Bogor. Mereka disambut oleh sejumlah guru dan santri di pesantren tersebut, termasuk Kiai Achmad Ubaidillah Albantany atau yang biasa disapa Kang Ubaid. Acara pertama yang diikuti adalah kelas pembelajaran ilmu Fiqih, di mana mereka belajar di kelas dan berbaur dengan para santri Pesantren Al-Falak. Tema utama yang dibahas pagi itu adalah “Rukshah, kemudahan dari Allah SWT dalam beribadah kepada-Nya”. Tujuan pembelajaran kali ini adalah agar peserta didik dapat mengidentifikasi berbagai Rukshah dalam Shalat, Puasa, Zakat, dan Haji, serta hikmah di baliknya.
Selain belajar di kelas, siswa SMP Negeri 2 dan santri Pesantren Al-Falak melakukan ibadah sholat berjamaah serta mengaji bersama. Selepas ibadah, seluruh siswa diajak berkeliling melihat berbagai kegiatan belajar dan mengajar di pesantren. Mereka juga menikmati makan siang bersama dengan menu khas pesantren. Dari kegiatan tersebut, para siswa SMP Negeri 2 Depok mendapatkan pengalaman baru dan merasakan kemandirian yang menjadi bagian dari kehidupan para santri.
Setelah makan, para siswa SMP Negeri 2 Depok bersama santri Pesantren Al-Falak berjalan menuju makam Abah Falak untuk berziarah. Makam Abah Falak dikenal sebagai salah satu warisan sejarah Kota Bogor. Di tempat ini, para peziarah dapat berkirim doa serta melihat rumah tempat Abah Falak dahulu tinggal, yang sering digunakan sebagai tempat berkumpul para tokoh pendiri Republik Indonesia dalam menyusun strategi perlawanan terhadap penjajah Belanda.
KH Tubagus Muhammad Falak lahir pada tahun 1842 di Sabi, Pandeglang, Banten. Sejak kecil, beliau mendapatkan pendidikan agama Islam dari orang tuanya. Ayahnya, KH Tubagus Abbas, adalah seorang kiai pemimpin pesantren yang hidup dari hasil bertani dan aktif berdakwah di Pandeglang dan sekitarnya bersama istrinya, Ratu Quraisyn. Secara garis keturunan, KH Tubagus Muhammad Falak berasal dari keluarga kiai pesantren sekaligus keturunan kesultanan Banten melalui ayahnya. Silsilah keturunannya sampai kepada salah seorang dari sembilan wali, yaitu Syarif Hidayatullah atau lebih dikenal dengan sebutan Sunan Gunung Jati.
Abah Falak bermukim di Mekkah selama kurang lebih 21 tahun pada periode pertama, mengajar berbagai ilmu agama Islam. Setelah kembali ke Nusantara pada tahun 1878, beliau aktif dalam pergerakan kebangsaan melawan kolonialisme, termasuk dalam pemberontakan Petani Banten 1888. Beliau juga menjadi pemimpin rohani Laskar Hizbullah di pusat pelatihan Hizbullah di Cibarusa serta berinteraksi dengan tokoh-tokoh pergerakan nasional seperti Ir. Soekarno dan HOS Cokroaminoto. Pada tahun 1892, Abah Falak kembali ke Mekkah untuk menunaikan ibadah haji dan memperdalam ilmu hingga awal abad ke-20, di mana beliau berada dalam masa yang sama dengan KH Hasyim Asy’ari dan KH Ahmad Dahlan, dua tokoh pendiri Nahdlatul Ulama dan Muhammadiyah. KH Tubagus Muhammad Falak wafat pada 19 Juli 1972 di usia 130 tahun.
Para siswa SMP Negeri 2 Depok merasa beruntung mendapatkan kesempatan belajar menjadi santri dalam satu hari. Selain mendapat tambahan ilmu agama Islam, mereka juga mendengarkan kisah perjuangan serta teladan dari KH Tubagus Muhammad Falak. Kang Ubaid mengapresiasi semangat para siswa dalam mengikuti kegiatan ini. “Saya kagum dengan semangat adik-adik dari SMP Negeri 2 Depok yang cepat berbaur dengan teman-teman santri seusia mereka di sini sambil belajar sejarah perjuangan pesantren ini dalam perjuangan menuju Indonesia Merdeka,” ucap Kang Ubaid di depan seluruh siswa dan santri.
Kang Ubaid berharap agar ke depan, para siswa dan santri dapat berkolaborasi dalam berkarya, misalnya di bidang sastra. “Siapa tahu bisa menulis puisi dan diterbitkan bersama-sama,” tambahnya penuh semangat, yang disambut dengan antusias oleh para siswa dan santri.