PCNU Depok Luncurkan Ulang Sholawat dan Doa Nahdliyyah

DEPOK–Malam puncak peringatan Hari Santri Nasional (HSN) 2024 yang digelar PCNU Kota Depok dibarengi dengan relaunching (peluncuran kembali) Sholawat dan Doa An-Nahdliyyah. Peluncuran itu dilakukan di Tribune Azhari, Limo, Depok, Sabtu (26/10) malam.

Sholawat dan Doa An-Nahdliyyah merupakan karya dari TGH Lalu Muhammad Faisal Abdul Hannan, Lombok, NTB. Sholawat dan Doa An-Nahdliyyah ini awalnya diluncurkan pada tahun 1984, Saad Muktamar NU di Situbondo, Jawa Timur.

“Maka malam ini kami, PCNU Depok menebarkan doa yang pernah dirilis pada tahun 1984 tepatnya saat Muktamar NU Ke-27 di Situbondo,, untuk membangkitkan kembali semangat perjuangan pada Masyayikh Nahdlatul Ulama,” kata Ketua PCNU Kota Depok Achmad Solechan.

Peluncuran tersebut, lanjutnya, dilakukan dalam rangka upaya menyatukan visi-misi sekaligus memperkuat ikatan batin tiap-tiap organisasi yang berada di bawah bendera NU.

Pada malam peluncuran kembali Sholawat dan Doa An-Nahdliyyah ini dihadiri pula oleh zuriyah dari TGH Lalu Muhammad Faisal Abdul Hannan, yakni TGH Lalu Habiburrahman M. Faisal beserta segenap anggota zuriyah lainnya dan juga Rais Syuriah PCNU Lombok, TGH Lalu Ma’arif Diranse, dan para pengurus PCNU Lombok lainnya.

TGH Lalu Habiburrahman Faishol mengatakan bahwa kehadirannya dalam acara ini untuk membumikan karya ayahnya itu. TGH Habiburrahman juga berharap kepada Nahdliyin bahwa doa tersebut dapat membawa kemaslahatan bagi Jam’iyyah NU. Selain itu, dapat pula menjadi wasilah untuk mendapat keberkahan dari para Muassis NU.

“Maka malam ini menghantarkan doa ini kepada warga Nahdliyyin Kota Depok, mudah-mudahan menjadi amalan kita untuk sampai kepada muassis,” harapnya.

TGH Habiburrahman Faishol yang merupakan Wakil Rais Syuriyah PCNU Lombok Tengah itu menceritakan, ketika ayahnya, TGH Lalu Muhammad Faisal Abdul Hannan, menghadiri Muktamar Ke-27 NU di Situbondo, beliau membawakan sholawat dan doa An-Nahdliyyah tersebut.

Baca juga  Pembukaan Konferensi Internasional Islam untuk Kemanusiaan: Indonesia sebagai Pilar Islam Inklusif dan Damai untuk Dunia

Di sela-sela prosesi muktamar NU 1984 itu, ungkapnya, para kiai berkumpul di kediaman KH As’ad Syamsul Arifin. Lantas TGH Faisal menghampiri para kiai dan menyodorkan doa sekaligus mohon doa restu untuk penyebaran doa yang dikarangnya. Kemudian setelah dibaca oleh para kiai yang hadir, Kiai Ali Maksum Krapyak diperkenankan untuk membacakan sekaligus mengijazahkan pertama kali.

Ketua PCNU Achmad Solechan berharap, sholawat dan doa An-Nahdliyyah tersebut menjadi penyemangat perjuangan para warga Nahdliyyin untuk berkhidmat pada organisasi Jam’iyah NU dan berjuang untuk NU.

(Syahruddin/LTN NU Depok)

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *