DEPOK – Sebagai daerah penyangga kota metropolitan, Kota Depok dinilai perlu terus membenahi jati dirinya agar tak sekadar menjadi kota transit. Identitas kota harus dibangun dengan pendekatan inklusif dan budaya yang kuat.
Penasehat Kobong Forum Discussion (KFD) Achmad Solechan menilai, Depok kini telah berkembang menjadi kota heterogen yang dihuni beragam lapisan sosial masyarakat. Karena itu, menurutnya, pendekatan inklusif menjadi kunci utama.
“Depok harus punya watak inklusif yang mampu mengakomodasi seluruh lapisan masyarakat,” ujar Achmad Solechan dalam diskusi publik yang digelar Kobong Forum Discussion (KFD), Selasa 10 Juni 2025.
Ia menambahkan, pencarian identitas kota tidak bisa selesai dalam semalam. Perlu upaya berkelanjutan. Salah satunya lewat forum-forum diskusi yang bisa menjadi simpul penguatan narasi membangun Depok ke depan.
Tak hanya itu, ia juga menyoroti pentingnya perbaikan di sektor pendidikan dan layanan kesehatan.
“Pendidikan harus terus ditingkatkan. Jangan sampai stagnan. Begitu juga layanan kesehatan, harus menjadi prioritas agar masyarakat merasa dilayani dengan baik,” tegasnya.
Senada dengan itu, Founder Octopus Institute Dahris Setiawan menyebut potensi budaya Depok perlu digali dan diangkat sebagai arah baru pembentukan identitas kota.
“Budaya bisa menjadi kunci untuk menguatkan karakter kota. Ini yang kadang luput dari perhatian,” ujar Dahris.
Ia menilai, diskusi seperti yang digelar KFD bisa menjadi ruang awal untuk merumuskan arah pembangunan Depok yang tak hanya maju secara fisik, tapi juga kaya secara identitas. (Ali)
Keterangan: Kobong Forum Discussion membahas identitas Kota Depok
Penulis: Ali Mufid
